DUT!
Puisi Hilmi Akmal
Kami tak
lagi makan nasi
makan
angin kami kini
hingga
perut kami menggelembung
dan
langkah terhuyung-huyung
lalu
kentut pun keluar
musnahkan
udara segar
membuat
kami semaput
dan
semakin kalang kabut.
Kentut
kami memenuhi angkasa
keluar
dari pantat yang duaratus juta banyaknya
beramai-ramai
menuju istana
tapi
diadang pengawal bersenjata.
Kentut
kami ingin bertemu pemimpin
agar ia
bertambah yakin
rakyatnya
tak lagi makan nasi
makan angin
mereka kini.
Pengawal
suruh kentut kami pulang
katanya
pemimpin sedang bersidang
pikirkan
caranya membayar dan menambah hutang
yang
makin menjulang dan membentang.
Kentut
kami tak tahu lagi mau ke mana,
jadi
angin kembali menjelma
dan angin
kembali kami makan
tanpa
dikunyah langsung ditelan
mendekam
dalam perut
lalu
pantat berseru: DUT!
29 Juli
2000
0 komentar:
Posting Komentar