just write

just write

Panci dan Timbangan

Rabu, 28 Desember 2016



Panci dan Timbangan



Dua cermin (cerita mini) karya Hilmi Akmal


Panci
Putriku yang baru tiga tahun punya mainan favorit. Bukan boneka, bukan uang-uangan bergambar princess, bukan lego. Bukan itu semua. Yang menjadi favoritnya adalah sebuah panci. Iya panci alumunium berdiameter 22 cm yang biasa dipakai istriku untuk memasak sayur sop kegemaranku.  

KBBI IV Daring: Sebuah Tinjauan

Jumat, 29 Juli 2016


KBBI IV Daring: Sebuah Tinjauan

Oleh Hilmi Akmal



Akhirnya yang ditunggu-tunggu hadir jua. Kehadirannya membuat bahagia laksana kebahagiaan sepasang suami-istri yang sudah lama menunggukan hadirnya seorang bayi setelah bertahun-tahun menikah. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jilid ke-4 versi daring (dalam jaringan, padanan dari online) akhirnya diluncurkan.

Aku Mau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirmu dengan Bibirku

Selasa, 28 Juni 2016



Aku Mau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirmu dengan Bibirku

Sebuah Takzim untuk Hamsad Rangkuti

Oleh Hilmi Akmal


Jumat, 24 Juni 2016. Ramadhan 1437 H sudah melesat ke bilangan 19. Saat itu hari Jumat. Sewaktu sedang berselancar di media sosial Facebook retinaku menangkap foto seorang lelaki tergolek di ranjang rumah sakit dengan memakai baju rawat warna hijau. Ada selang bertengger di lubang hidungnya. Foto itu adalah sebuah pos yang diagih (share) oleh mahasiswiku, Fena Basafiana, seorang penulis muda berbakat, dari pos Teater Keliling. Isi posnya sungguh membuatku trenyuh. Ternyata yang tergolek adalah Bapak Hamsad Rangkuti salah seorang cerpenis favoritku.

Mendedah Kalbu

Rabu, 06 April 2016



Mendedah Kalbu

Puisi Hilmi Akmal



Mendedah kalbu
menyeruak rindu
mengenangmu
laksana diiiris sembilu.
Tulang rusukku
mengapa belum juga bersatu?

Puisiku Menjelma

Selasa, 17 November 2015



Puisiku Menjelma

Puisi Hilmi Akmal


Puisiku menjelma mawar, teratai, dan melati
yang menyebarkan semerbak wangi
Puisiku menjelma tari
yang terus bergerak tanpa henti
Puisiku menjelma nyanyi
yang terus disenandungkan segenap hati
Puisiku menjelma pelangi
yang menjadi lintasan para bidadari

Doaku Menyibak Langit



Doaku Menyibak Langit


Puisi Hilmi Akmal

Doaku menyibak langit
membuatnya gemetar
dan menjatuhkan bintang-bintang.

Yang Termangu di Akhir Bulan



Yang Termangu di Akhir Bulan


Puisi Hilmi Akmal


Dompet yang termangu di akhir bulan
apa yang tengah kau pikirkan?
Apa tentang para pahlawan