Keluh Kesah Sakinah
Oleh Hilmi Akmal
Munsyi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sakinah sedang resah. Selama ini dirinya dan
adik-adiknya, Mawadah dan Rahmat, sering digunakan sebagai ungkapan tahniah dan
doa kepada orang yang baru menikah, seperti dalam tuturan ‘semoga menjadi
keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.’
Sayangnya, ucapan itu penuh
dengan salah kaprah. Sakinah dan adik-adiknya dianggap sebagai bagian dari
adjektiva. Padahal, Sakinah, Mawadah, dan Rahmat berkerabat dalam nomina.
Memang, Sakinah, Mawadah, dan Rahmat,
bukanlah warga asli bahasa Indonesia. Leluhur mereka berasal dari bahasa Arab
yang masuk ke nusantara bersama dengan kata-kata Arab lainnya, seperti madrasah
atau musyawarah. “Tapi kenapa,” protes Sakinah mewakili adik-adiknya, “hanya
kami yang salah dipergunakan? Mengapa cuma kami yang dianggap adjektiva?”
“Tengoklah
kamus,” lanjut Sakinah. “Baik kamus bahasa Arab ataupun kamus bahasa Indonesia
menggolongkan kami ke dalam nomina alias kata benda. Bahkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan
makna padaku sebagai kedamaian; ketenteraman; ketenangan;
kebahagiaan. Itu semua
jelas nomina”
“Bagaimana
denganku?” Mawadah tak mau kalah. “Mengapa penulisanku memakai dua huruf d? Memang
leluhurku yang berasal dari Arab bertasydid sehingga pelafalannya menjadi
rangkap, tapi kini aku kata dalam bahasa Indonesia. Syaddah itu hilang saat aku sudah menjadi kata serapan. Jangan
lupakan pula bahwa aku pun termasuk nomina, bukan adjektiva.”
“Lalu
aku?” Rahmat pun ikut menimpali. “Kata yang menjadi leluhurku memang akhirannya
ber-Ta marbuthah (ة) sama seperti kakak-kakakku, Sakinah dan Mawadah. Tapi
saat aku menjadi bagian bahasa Indonesia, Ta
marbuthah itu tidak dibaca seperti huruf ha’ (ﻩ), tapi huruf ta (ت). Lagi pula, dalam benak pengguna bahasa
Indonesia aku diasosiasikan dengan maskulinitas. Aku dianggap laki-laki. Itu
mengapa aku dijadikan nama anak laki-laki, seperti Rahmat Hidayat atau
Rahmatullah. Tapi kemudian mengapa lantas aku dianggap feminim jika dikaitkan
dengan pernikahan?”
“Jika memang ingin menggunakan kami sebagai
kata,” seru Sakinah, Mawadah, dan Rahmat bersamaan, “gunakanlah secara benar.
Ketimbang mengucapkan ‘semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah,’
yang artinya keluarga yang ketenangan, kasih sayang, dan belas kasih–yang tentu
saja menjadi janggal secara semantis–, ujarkanlah ‘semoga menjadi keluarga yang
penuh dan berlimpah dengan sakinah, mawadah, dan rahmat.’”
“Atau,” seru mereka
lagi, “tuturkanlah dengan kata-kata asli bahasa Indonesia ‘semoga menjadi
keluarga yang penuh dan dilimpahi dengan kedamaian, kasih sayang, dan welas
asih’ sehingga lebih berterima.”
1 komentar:
kelinci99
Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino
Posting Komentar