just write

just write

Jaket Almamater

Senin, 16 Maret 2015



Jaket Almamater

Puisi Hilmi Akmal


Jaket almamater itu masih tergantung di almari
Di jaket itu ada banyak memori
Masih tercium aroma peluh saat berdemonstrasi
Masih terasa harum minyak wangi
Dari kekasih hati
Yang berlindung dari serangan polisi.

Dulu saat berdemonstrasi, meski bukan di garda terdepan
Karena tak mau jadi santapan
Penembak runduk yang tak kelihatan,
Terasa gagah diri ini saat jaket itu dikenakan.
Saat reformasi selesai dikhatamkan
Ketika tiran sudah ditumbangkan
Jaket itu pun disimpan
Dan diri ini kembali berusaha menggapai masa depan.
Hampir dua puluh tahun berlalu
Presiden sudah berganti satu per satu
Tapi kini melihat jaket almamater terasa pilu
Bahkan mungkin juga malu
Karena jaket itu cuma penghias saja laksana gincu.
Mahasiswa pascareformasi
Apakah kalian banci
Yang hanya bisa berpamer diri
Di media sosial yang penuh ilusi?
Apakah kalian tidak peduli
Pada jerit tangis rakyat bangsa sendiri
Akibat harga-harga melambung ke langit tertinggi?
Apakah kalian hanya bisa ber-yeyeye lalala
Di layar kaca,
Duduk di antara anak-anak alay yang masih belia
Yang mendapat nasi kotak dan lima puluh ribu saja?
Apakah kalian hanya bisa
Membalas seruan “penonton-penonton” dari sang pembawa acara
Yang entah hidup di zaman presiden siapa
Karena menganggap semua harga makanan hanya seribu rupiah saja?
Rakyat menanti aksi kalian
Rakyat menunggu kalian turun ke jalan
Sebelum kezaliman menjadi kelaziman
Buktikan kalian agen perubahan
Bukan orang yang berfoto dengan mulut dimonyong-monyongkan.
Bambu Apus, 14/03/2015

0 komentar:

Posting Komentar