Republik Harga Naik
Puisi Hilmi Akmal
Kita terkapar di sini, di republik ini.
Kita dihajar di sana-sini.
Tubuh kita melemah,
Kita terlalu lelah.
Leher kita tercekik
oleh harga-harga yang naik.
Tangis bayi-bayi
yang tak mau minum ASI,
bersambut jeritan para ibunda
yang tak keluar susu dari putingnya.
Kita tetap makan nasi
Walau berasal dari luar negeri.
Pemimpin kita tetap sama bodohnya.
Itu kehendak rakyat, katanya.
Kita hanya wong cilik
yang cepat panik
melihat nilai dolar bertambah
sementara rupiah terus melemah.
Kita terkapar di republik
Republik Harga Naik
5 Maret 1997
0 komentar:
Posting Komentar